Talk-show peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke-50

Lokasoi : Resto Taman Koleksi, Kampus IPB Baranangsiang Bogor, 4 Juni 2022 pk 10:00-11:00

GENGGAM KEARIFAN LOKAL, MENGAJARKAN BERPIKIR DAN BERTINDAK SECARA ARIF

Bogor, 4 Juni 2022 – Memperingati Hari Lingkungan Hidup merupakan bentuk pengakuan terhadap pentingnya lingkungan hidup. Peringatan yang jatuh setiap tanggal 5 Juni ini, menjadi momentum pengingat kita agar senantiasa memelihara lingkungan dan alam sekitar. Hal ini membuat kita menyoroti kondisi lingkungan yang semakin mengkhawatirkan bagi para penghuninya. Sehingga menggerakkan 3H (heartheadhand) untuk dapat bergegas mengambil tindakan solutif. Salah satu cara menjaga keseimbangan ekosistem dengan cara mengendalikan dan mengurangi aktivitas manusia yang mengancam keberlangsungan pelestarian biodiversitas baik flora maupun fauna.

Program Studi Ilmu Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan (PSL) IPB University bersama Ecologica PSL IPB mengadakan Temu Pakar dan Insan Media Masa di Café Taman Koleksi, Kampus Baranangsiang dengan mengusung tema “Only One Earth”. Melalui tema ini diharapkan kita memiliki fokus pada kehidupan yang selaras dengan alam secara berkelanjutan.  Acara ini dihadiri oleh sejumlah wartawan media massa, mahasiswa PSL yang juga sebagai pengurus Ecologica PSL.

Ketua Program Studi Magister PSL IPB, Prof. Hadi Susilo Arifin menyampaikan bahwa perlindungan dan konservasi dilakukan untuk kemaslahatan manusia serta segala mahluk hidup lainnya. Namun yang menjadi catatan dan poin penting ialah azas manfaat ini dilakukan dengan cara yang arif agar keberlanjutan bumi dan segala isinya bisa diwariskan kepada generasi yang akan datang. “Beruntungnya Indonesia memiliki ragam kearifan lokal dan pengetahuan tradisional dalam penegelolaan sumberdaya alam dan lingkungan” ujar Guru Besar yang menjadi moderator pada kegiatan ini.

Prof. Hadi S. Alikodra, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan dan Lingkungan, IPB University, mengatakan bahwa “bumi kita yang hanya satu ini dalam keadaan save our soul (SOS) dan harus segera diselamatkan.” Global warming menjadi salah satu pemicu dan ancaman keberhasilan sustainable development goal’s (SDG’s). Melihat peliknya masalah ini, diperlukan strategi konservasi, seperti perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan secara bijak. Kegiatan penyelamatan lingkungan dengan perlindungan dan pelestarian dinilai cukup berhasil, hingga saat ini Indonesia menetapkan kawasan konservasi seluas 27 juta ha. Namun perlu adanya perubahan strategi pemanfaatan melalui eco-innovation.

Pusat Kajian Sains Keberlanjutan dan Transdisiplin, Prof. Dr. Damayanti Buchori menyoroti kerusakan lingkungan masih akan terus terjadi bahkan semakin meningkat. Begitu pun dengan bencana banjir, kekeringan, dan deforestasi yang masih dialami bahkan biodiversity loss semakin terlihat. Berkembangnya pengetahuan dan teknologi, tidak menjamin adanya perbaikan kondisi lingkungan. Menurutnya saat ini yang lebih diperlukan ialah implementasi kearifan manusia dalam menyikapi kondisi krisis di bumi. “Political will, kemauan untuk menjalankan prinsip-prinsip keberlanjutan ini yang harus ada pada institusi dan kelembagaan. Secara individu, kita harus mau dan mampu hidup secukupnya”. Beliau juga mengungkapkan bahwa akar masalah dari semua kerusakan adalah greed, keserakahan. Sehingga alternatif terbaik dengan menghayati dan menjalankan nilai kehidupan yang arif dan adil.

Kita memiliki peran dalam pelestarian alam karena setiap orang punya andil untuk menjaga bumi yang hanya ada satu ini. Mari ambil peran sebesar mungkin, sehingga dapat memberikan perubahan positif terhadap lingkungan. Selamat Hari Lingkungan Hidup Sedunia! (rh)

Narasumber:

Prof. Hadi Susilo ARIFIN, Ph.D. | +62811117720 | hsarifin@apps.ipb.ac.id

Prof. Hadi S. Alikodra| halikodra.ha@gmail.com  

Prof Dr Damayanti Buchori, MSc | +62811199778 | damayanti@apps.ipb.ac.id