Peserta International Summer Course 2022 melakukan fieldtrip di Kota Bogor

Mahasiswa peserta program Summer Course 2022 Sekolah Pascasarjana (SPs) IPB University dan Program Studi (Prodi) Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL) melakukan fieldtrip di Kota Bogor dengan mengunjungi bendungan Katulampa, Klenteng Pan Kho Bio di Kampung Pulo Geulis, dan juga Kebun Raya Bogor (16/9). Mahasiswa peserta berasal dari IPB University, Universitas Sriwijaya, University of the Philippines Los Banos, Central Luzon State University Filipina, Marinduque State University (Filipina), Universiti Putra Malaysia.

Kunjungan ini didampingi oleh Prof Hadi Susilo Arifin dan Dr Liyantono yang merupakan koordinator program Summer Course 2022. Prof Hadi, Guru Besar Fakultas Pertanian menyampaikan bahwa Pulo Geulis ini sejak lama menjadi obyek penelitian berbagai macam bidang. Mulai dari bidang sosial, kultural, ekonomi dan lainnya. Ini sesuai dengan tema program Summer Course 2022 yaitu agriculture and ecosystem resilience to environmental disaster toward regional sustainability.

“Diharapkan para peserta program Summer Course 2022 ini dapat belajar bagaimana lingkungan ini ditata, mulai dari kampung yang awalnya terkesan kumuh menjadi rapi dan sudah menjadi kampung gambar, cerdas maupun bacaan,” ujarnya. Menurutnya, perkampungan ini merupakan salah satu contoh toleransi serta keragaman, baik agama maupun suku bangsa. Dan di sini ada sebuah kelenteng yang sudah berdiri pada tahun 1704 yang bernama Pan Kho Bio. Kelenteng ini ditemukan pada waktu kedatangan Belanda tahap tiga atau bisa dikatakan lebih dari 300 tahun yang lalu.

“Kita harapkan para mahasiswa peserta dari beberapa negara ini bisa belajar tentang keberagaman, tetapi dalam suatu kesatuan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia,” lanjutnya.  Sementara itu, Chandra yang merupakan pengurus Klenteng Pan Kho Bio menyampaikan terima kasih atas kedatangan peserta program Summer Course 2022 dari berbagai negara ini. Chandra menyampaikan bahwa Pan Kho Bio adalah klenteng bukan wihara.

“Wihara adalah tempat ibadah agama Budha sedangkan klenteng adalah tradisi yang tidak dimiliki oleh agama apapun tetapi yang mempunyai keyakinan seperti agama Konghucu, Hindu, Budha dan yang lainnya bisa melakukan ibadah di sini. Mereka berdoa secara pribadi sesuai agamanya,” ujarnya.  Chandra menambahkan bahwa kerukunan, toleransi dan keragaman yang ada di Pulo Geulis ini sangat terjaga. Kuncinya adalah perbedaan jangan diperdebatkan atau dicampuradukkan.

“Para peserta Summer Course 2022 dapat melihat dan mengamati toleransi yang ada di sekitar Pulo Geulis ini dan mari kita saling menghargai dengan perbedaan yang ada agar Indonesia damai dan sejahtera,” ungkapnya. (HBL/Zul)