Partisipasi Mahasiswa PSL pada International Workshop Mangrove yang diselenggarakan oleh konsorsium kerjasama KOICA-ICAB (28-29 November 2024)

Tiga mahasiswa Program Doktor Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL IPB) – (Samsul Hadi (P0602241005), Arniana Anwar (P0602241006), Galih Kartika Sari (P0602241044) dan dua orang mahasiswa program Magister – Maisun (P0502231028) dan ⁠Suriya Adi Putra (P0502231016) didampingi oleh sekeretaris prodi Doktor, Prof. Lina Karlinasari, mendapatkan kesempatan mengikuti International Workshop Protected Area Management and Mangrove Forest Restoration with Community Livelihood Enhancement. Workshop yang merupakan kolaborasi antara Korea International Cooperation Agency-International Center for Agricultural Bioscience (KOICA-ICAB), IPB dan Kementerian Kehutanan tersebut menjadi ajang diskusi dan pembelajaran terkait pengelolaan kawasan lindung dan pemulihan hutan Mangrove dengan pendekatan yang memberdayakan masyarakat lokal.

Workshop yang berlangsung selama dua hari ini dimulai di Gedung Manggala Wanabakti dibuka oleh Dirjen Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Prof. Satyawan Pudyatmoko) dengan  sambutan Prof. Iskandar Siregar, Wakil  Rektor  IVIPB, serta Mr. Hyo Jin Kim, Direktur KOICA Indonesia.

Pada hari ke-1 diisi oleh pemaparan materi yang terdiri dengan tema :

  1. Restorasi Hutand an Konservasi Keanekaragaman Hayati di Indonesia.
  2. Pengelolaan HHBK (Hasil Hutan Bukan Kayu) untuk Restorasi Hutan (Haryanto Putro, MS., Prof. Muhammad Basyuni dan Prof. Almando Geraldi)
  3. Restorasi Hutan Mangrove untuk Komunitas Lokal dan Sektor Swasta (oleh: Mr. Jeong Ho Park)

Pada hari ke-2 dilaksanakan fieldtrip kunjungan ke Taman Nasional Pulau Seribu. Kegiatan yang dilakukan melihat langsung bagaimana upaya pelestarian kawasan lindung dilakukan. Ekskursi ini memberikan wawasan nyata tentang tantangan dan peluang yang dihadapi dalam pengelolaan kawasan konservasi. Kunjungan ini tidak hanya memperlihatkan keindahan alam tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya mengintegrasikan aspek ekologi dan sosial. Peserta menyaksikan bagaimana masyarakat sekitar Taman Nasional Pulau Seribu dilibatkan dalam kegiatan konservasi, seperti ekowisata dan budidaya mangrove, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup mereka.